Peperangan periode ini diwarnai dengan beberapa peristiwa besar dunia. Pertama, revolusi yang terjadi di Rusia dan kedua adalah keikutsertaan Amerika dalam perang Dunia 1. Kita akan membahas revolusi yang terjadi di Rusia terlebih dahulu. Pada 11 Maret 1917, revolusi pecah di Rusia. Revolusi ini diprakarsai oleh kaum nasionalis pimpinan Aleksandr Krensky, akibatnya kekaisaran Romanov dengan rajanya Tsar Nicholas II terpaksa turun tahta.

Pemerintahan republik Rusia dibawah pimpinan Aleksander Kerensky menyatakan akan meneruskan perang. Namun, rakyat Rusia sudah muak dengan peperangan terebut. Para Revolusionis komunis membentuk partai Bolshevik, untuk menjadi penentang pemerintahan. Pada 9 November 1917, terjadi revolusi kedua di Rusia yang menumbangkan pemerintahan nasionalis.

Bergabungnya Amerika Serikat dalam perang Dunia 1 dilatar belakangi oleh beberapa faktor. Seperti yang diketahui Amerika Serikat pada awalnya adalah bangsa netral ketika Perang Dunia 1 dimulai pada 1914. Amerika tidak ingin mencampuri urusan negara-negara Eropa. Di bawah hukum Internasional, sebagai negara yang netral seharusnya AS mempunyai hak untuk melanjutkan perdagangan dengan setiap bangsa yang sedang berperang. Amerika juga berusaha mengajak bangsa-bangsa yang sedang berperang untuk berunding damai.

Namun muncul peristiwa-peristiwa yang mengubah sikap Amerika terhadap perang di Eropa. Pertama, adalah kebrutalan Jerman yang menembaki seluruh kapal yang melintasi perairan, tidak peduli itu kapal sekutu atau kapal perdangan biasa, hal tersebut tentu saja melanggar hukum internasional. Kedua, penggunaan gas beracun dalam peperangan, ini sangat ditentang opini publik Amerika.

Tetapi pemicu perang yang sebenarnya adalah penerbitan telegram Zimmerman di koran Amerika pada 1 Maret 1917. Telegram ini berisi pengungkapan tawaran Jerman terhadap Meksico untuk mendung perang melawan AS. Sebagai imbalannya, Jerman akan memberikan wilayah Amerika bagian barat daya kepada Meksiko. Orang-orang Amerika menjadi percaya jika Jerman memenangkan perang, maka pemerintahan Amerika akan memperoleh ancaman. Dengan adanya tuntutan publik untuk berperang, maka dengan terpaksa presiden Woodrow Wilson menyatakan ikut berperang pada 6 April 1917.

Kembali kepada peperangan. Di Prancis muncul suatu pemberontakan yang dipimpin oleh Jenderal Robert Nivelle pada April 1917. Kemudian Nivelle digantikan oleh Jenderal Philippe Petain sebgai panglima perang Prancis. Petain menjaga pasukannya untuk sementara waktu tidak mengikuti pertempuran besar, hal ini untuk menguatkan kembali semangat pasukannya.

Pada tahun 1917, Pasukan Inggris melakukan sebagian besar pertempuran besar di Front Barat. Kehilangan pasukan yang mereka derita sangat besar, contohnya di pertempuran Yepres yang menelan korban hampir seperampat juta pasukan Inggris. Kekhawatiran perang juga membawa bencana di Front Italia. Pada Oktober 1917 Austria-Hungaria dan Jerman melakukan serangan dadakan di Caporreto. Serangan ini mengakibatkan tentara Italia berliarian mundur, dan 265 ribu orang ditawan.

Berlanjut Ke Post Berikutnya 👊😆😁 dan itu Part Terakhirnya ✌