Booting dalam bahasa Indonesia dapat diartikan menghidupkan computer. Booting terbagi menjadi dua cara, yaitu cold boot dan warm boot. Kedua booting tersebut sebenarnya sama. Hanya saja, keduanya dibedakan pada kapan waktu kita harus melakukan cara cold boot dan kapan waktu melakukan dengan cara warm boot.

Sebelum kita melakukan proses booting, terlebih dahulu kita harus melakukan hal-hal berikut.

  • Pastikan semua perangkat komputer telah terpasang dengan benar.
  • Pastikan arus listrik sudah masuk dalam stabilizer yang telah terhubung ke CPU dan monitor.
  • Pastikan tidak ada floppy disk dan CD yang terpasang di komputer.
  • Setelah tiga hal tersebut sudah kita lakukan, kita dapat melakukan proses booting.


Cold Boot
Cold boot atau dalam bahasa Indonesia menghidupkan komputer dalam kondisi dingin. Apa maksud menghidupkan komputer dalam kondisi dingin? Proses cold boot dilakukan saat kondisi komputer mula-mula, yaitu keadaan mati (masih dingin). Bagaimana melakukan cold boot, ikuti langkah langkah berikut :

  • Keadaan mula-mula komputer adalah mati.
  • Selanjutnya, tekan tombol Power yang ada di CPU/Central Processing Unit.
  • Sesaat kemudian, CPU akan hidup.
  • Langkah selanjutnya adalah menghidupkan monitor dengan cara menekan tombol Power pada monitor.
  • Tunggu hingga proses booting selesai dan di layar monitor akan tampil desktop.


Warm Boot
Warm boot dalam bahasa Indonesia artinya menghidupkan komputer dalam keadaan panas. Hal itu karena booting saat dilakukan ketika komputer dalam keadaan hidup. Biasanya, warm boot dilakukan karena terjadi proses error pada komputer, yaitu ketika komputer hank (komputer dalam keadaan hidup, tetapi semua perangkat tidak dapat dioperasikan). Pada waktu komputer hank, mouse dan keyboard biasanya juga tidak dapat dioperasikan. Oleh karena itu, warm boot terpaksa dilakukan.

Langkah-langkah melakukan warm boot adalah sebagai berikut.

  • Keadaan mula-mula komputer adalah hidup.
  • Selanjutnya, tekan tombol Reset yang ada pada CPU.
  • Komputer akan mati sebentar, kemudian hidup kembali dan melakukan booting.
  • Setelah selesai proses booting, pada layar monitor akan terlihat scandisk. Hal ini terjadi karena mematikan komputer tidak sesuai prosedur.
  • Setelah proses scandisk selesai, tunggu hingga komputer menampilkan desktop.
  • Apabila komputer meminta user name dan password, masukkan user name dan password terlebih dahulu.


1.PENGENALAN BOOTING

A.Pengertian

Saat sebuah computer dijalankan, system akan mencari sebuah initial program yang akan memulai segala sesuatunya. Initial programnya (initial bootstrap) bersifat sederhana dan akan menginisialisasi seluruh aspek yang dibutuhkan computer untuk beroperasi dengan baik seperti CPU Register, controller, dan terakir adalah Sistem Operasinya.

Pada kebanyakan computer, bootstrap disimpan di ROM (read only memory) kanrena letaknya yang tetap dan dapat dieksekusi waktu pertama kali listrik dijalankan. Letak bootstrap di ROM juga menguntungkan karena sifatnya yang read only memungkinkan dia untuk tidak terinveksi virus. Untuk alasan praktis, bootstrap sering dibuat berbentuk kecil (tiny loader) dan diletakan di ROM yang kemungkinan akan me-load full bootstrap dari disk bagian disk yang disebut boot block.

Perubahan berbentuk simple ini bertujuan jika ada perubahan yang diadakan perubahan pada bootstrap, maka stuktur ROM tidak perlu dirubah semuanya.

Konsep boot block sangat erat kaitannya dengan proses booting pada sebuah computer. Ketika computer dinyalakan, sistem akan mencari sebuah initial program yang akan memulai segala  sesuatu yang berhubungan dengan proses booting. Program ini dikenal sebagai initial bootstrap dan akan menginisialisasi seluruh aspek yang dibutuhkan computer untuk beroperasi dengan baik seperti CPU Register, controller, dan terakir adalah Sistem Operasinya.

Pada Pentium dan kebanyakan computer , MBR terletak pada sector 0 dan mengandung beberapa boot code dan beserta table partisi. Table partisi ini mengandung berbagai informasi misalnya letak sector pertama pada setiap partisi dan ukuran partisi. Agar bisa melakukan boot dari hard disk, salah satu partisi yang terdapat pada table partisi, harus ditandai sebagai active partition. Boot block tidak selalu mengandung kernel. Bisa saja ia berupa sebuah boot loader, misalnya LILO (Linux Loader) atau GRUB (GRand Unified Bootloader). Contoh komfigurasi sebuah inisialisasi boot loader misalnya dapat ditemukan pada Linux Ubuntu 5.04 yang berada pada file “/boot/grub/menu.lst”. sedangkan pada sistem windows XP, konfigurasinya dapat ditemukan pada berkas “C:\boot.ini” degan catatan bahwa “C:\” adalah volume atau partisi yang di-set sebagai active partition.

B.Jenis-Jenis Booting

Berdasarkan keadaan kejadian dari proses booting ini, terdapat beberapa boot,yaitu:

– cold boot, boot yang terjadi ketika komputer dari dalam keadaan mati,  kebalikan dari warm boot.

– warm boot, proses boot yang terjadi ketika komputer diberikan arus listrik kembali, dimana arus listrik dimatikan hanya sejenak, dengan tujuan untuk mengulang kembali proses komputer dari awal, kebalikan dari cold boot. Warm boot ini biasanya terjadi karena software crash atau terjadi pengaturan ulang dari sistem.

– soft boot, proses boot yang dikendalikan melalui sistem.

– hard boot, proses boot yang terjadi dengan cara dipaksa, kebalikan dari soft boot.

– reboot, peristiwa mengulang kembali sistem dari awal, reboot ini terjadi karena beberapa hal, diantaranya seperti sistem tidak bereaksi dalam beberapa lama, terjadi perubahan setting dari sistem.

2.PRINSIP KERJA BOOTING

Booting adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa ingris yang mengacu kepada proses awal menyalakan komputer dimana semua register prosesor disetting kosong, dan status mikroprosesor/prosesor disetting reset. Kemudian address 0xFFFF diload di segment code (code segment) dan instruksi yang terdapat pada alamat address 0xFFFF tersebut dieksekusi. Secara umum program BIOS (Basic Input Output System), yaitu sebuah software dasar, terpanggil.

Sebab memang biasanya BIOS berada pada alamat tersebut. Kemudian BIOS akan melakukan cek terhadap semua error dalam memory, device-device yang terpasang/tersambung kepada komputer — seperti port-port serial dan lain-lain. Inilah yang disebut dengan POST(Power-On Self Test).

Setelah cek terhadap sistem tersebut selesai, maka BIOS akan mencari [Sistem Operasi], memuatnya di memori dan mengeksekusinya. Dengan melakukan perubahan dalam setup BIOS (kita dapat melakukannya dengan menekan tombol tertentu saat proses booting mulai berjalan), kita dapat menentukan agar BIOS mencari Sistem operasi ke dalam floppy disk, hard disk, CD-ROM, USB dan lain-lain, dengan urutan yang kita inginkan. BIOS sebenarnya tidak memuat Sistem Operasi secara lengkap. Ia hanya memuat satu bagian dari code yang ada di sektor pertama (first sector, disebut juga boot sector) pada media disk yang kita tentukan tadi.

Bagian/fragmen dari code Sistem Operasi tersebut sebesar 512 byte, dan 2 byte terakhir dari fragmen code tersebut haruslah 0xAA55 (disebut juga sebagai boot signature). Jika boot signature tersebut tidak ada, maka media disk dikatakan tidak bootable, dan BIOS akan mencari Sistem Operasi pada media disk berikutnya. Fragmen code yang harus berada pada boot sector tadi disebut sebagai boot-strap loader. BIOS akan memuat boot-strap loader tersebut ke dalam memory diawali pada alamat 0x7C00, kemudian menjalankan boot-strap loader tadi. Akhirnya sekarang kekuasaan berpindah kepada boot-strap loader untuk memuat Sistem Operasi dan melakukan setting yang diperlukan agar Sistem Operasi dapat berjalan. Rangkaian proses inilah yang dinamakan dengan booting.

Ketika listrik pada komputer dinyalakan, aliran listrik mengalir ke bagian chip yang ada beserta ke rangkaian elektronik lainnya yang tersambung pada mesin tersebut. Umumnya beberapa komponen bersikap menunggu hingga mendapatkan suatu perintah untuk bekerja, tetapi ada satu chip yang disebut dengan ROM BIOS (singkatan dari Read Only Memory, Basic Input/Output System, kadangkala cukup disebut dengan BIOS saja), bekerja mengambil kendali pada saat awal sistem mendapat aliran listrik pertama kali. BIOS ini berisi seluruh jenis perintah untuk hal ini, sehingga program tersebut harus sudah diisikan ke dalam BIOS itu tadi.

Dengan diambil alihnya pengaturan komputer oleh BIOS, maka dengan demikian berartiCPU siap untuk bekerja.